Selamat datang di blog Andi Ghalib

Letnan Jenderal TNI Andi M Ghalib, SH (Caleg DPR RI Dapil II dari PPP)

Calon Legislatif DPR RI PPP Dapil Sulsel II: Kabupaten Sinjai, Bone, Maros, Bulukumba, Pangkep, Barru, Soppeng, Wajo, dan Kota Parepare. Beliau Duta besar Republik Indonesia untuk India sejak 8 April 2008, serta Jaksa Agung Republik Indonesia (1998-1999). Letjen TNI H Andi Muhammad Ghalib, SH, MH ini punya visi besar: "Mengembalikan Kejayaan Islam"

Profil: Letnan Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Ghalib

Jumat, 02 Agustus 2013 0 komentar

 Letnan Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Ghalib
Sosok kita ini sudah dikenal luas masyarakat Indonesia, khususnya warga Sulawesi Selatan. Beragam kiprahnya di nusantara ini membuat dirinya dikenal seantero  Indonesia figurnya. Beliau itu adalah Letnan Jenderal TNI (Purn) Andi Muhammad Ghalib, SH lahir di Bone, Sulawesi Selatan. Tepatnya tanggal 03 Juni 1946 lahir dari rahim ibu, atau berumur 67 tahun 2013 ini. (Wikipedia)

Jenderal Andi Ghalib—begitu biasa dikenal—sangat prihatin dengan kondisi hukum di tanah air cukup memprihatinkan, tak kondusif. Ia mengungapkan, persoalan yang menyentuh rasa keadilan masyarakat sangat diabaikan oleh pemerintah yang berkuasa. Dirinya sangat peduli dan penuh keprihatinan yang mendalam terhadap reformasi hukum yang masih berjalan lambat, jalan di tempat.

Letjen TNI (Purn) H Andi Muhammad Ghalib, SH, MH yang juga mantan penjabat Duta Besar Luar Biasa Indonesia dan Berkuasa Penuh untuk India ini mengatakan, Supremasi Hukum Indonesia Tergantung Man Behind The Law.

Mantan  Jaksa Agung RI di era Presiden BJ Habibie (1998-1999) ini, turut merasa prihatin dengan kondisi hukum yang terjadi akhir-akhir ini. Bukan karena reformasi tapi karena tidak konsisten pimpinan dalam melaksanakan hukum itu sendiri belum  terlihat. Belum lagi persoalan korupsi yang terus mendera bangsa ini, hingga persoalan sengketa agrarian yang hampir terjadi di seluruh pelosok negeri ini.

“Kita perlu dan tidak perlu bosan memperbaiki terus menerus banga ini karena ini sangat menentukan masa depan negara kita,” ujar Letnan Jenderal (Pur) Andi Ghalib seperti dikutip PelitaOnline usai acara Kajian Tafsir dan Athlas Al Quran di Yayasan Majelis Al Washiyyah, Jakarta, Sabtu (23/2/2013).

Lalu bagaimana hubungannya antara sifat konsisten dengan berwudhu? Saat ditanya oleh wartawan, Andi menjelaskan, semasa masih menjadi pejabat ia melihat banyaknya pejabat yang mengalami kesulitan untuk shalat.

“Alasan mereka karena terlalu ribet jika memakai jas dan dasi harus bolak balik berwudhu. Akibatnya shalatpun ditinggalkan hanya karena tidak bisa berwudhu,” jelas Andi.

Pasalnya, kata Andi, kita kurang bisa mensiasati syarat-syarat untuk shalat. Caranya sebelum memakai pakai jas dan dasi berwudhu terlebih dahulu. Sehingga ketika masuk waktu shalat, tidak lagi kerepotan untuk berwudhu. Seperti itu juga dalam penegakan dan pelaksanaan hukum di Indonesia.

“Ini yang kurang kita pahami. Sebab, dengan menjaga wudhu, tentu kita akan selalu ingat pada Sang Pencipta. Pada akhirnya kita menjadi pribadi yang konsisten dalam memegang amanah yang diberikan,” imbuh mantan Kedubes RI untuk India ini menganalogikan pelaksanaan hukum di Indonesia.

Untuk itu, ia tergerak mencanangkan Gerakan Kebersihan Masjid yang bertujuan untuk membersihkan masjid, terutama tempat air wudhu. Karena kadang-kadang orang malas berwudhu dengan alasan tempat wudhunya kotor.

“Bagaimana mau mendekati masjid tempat wudhunya saja kotor. Maka diharapkan masjid itu dipelihara agar orang tertarik untuk shalat di masjid,” katanya.

Masa Kecil hingga jadi Jaksa Agung

Di Sela-sela Bertugasnya
Jenderal Andi Ghalib menuturkan, dirinya lahir di Kadju, Sibulue Kabupaten Bone, dari pasangan H. Andi Ibnu Hadjar dan Andi Intan. Ia memulai pendidikan pada Sekolah Rakyat Negeri di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

“Saya menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA hanya dalam waktu 4 tahun, karena pada saat itu murid-murid yang berprestasi diberi kesempatan ujian ektranei. Saya sempat kuliah satu tahun di IKIP Negeri Makassar, kemudian masuk wajib militer, karena pada saat itu diadakan persiapan Konfrontasi Ganyang Nekolim Malaysia,” ujarnya pada wartawan.

Semasa masih menjabat Jaksa Agung, pria kelahiran Bone, Sulawesi Selatan, 3 Juni 1946, ketika sedang giat-giatnya menangani penyelesaian berbagai kasus korupsi justru Teten Masduki cs dari ICW memfitnah Andi dengan tuduhan menerima suap dari penyumbang untuk kegiatan olahraga melalui rekening Andi M Ghalib sebagai Ketua Umum dan Thahir sebagai bendahara Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI).

Namun sebagaimana dikutip Wikipedia, setelah diperiksa Puspom TNI ternyata kedua itu benar-benar menyumbang  untuk PGSI guna kegiatan olahraga. Fitnah tersebut telah menyebabkan terganggunya upaya Kejaksaan Agung untuk memberantas korupsi saat itu.

Sejak kontroversi di non aktif-kannya sebagai Jaksa Agung, nama Letjen TNI (Purn) H. A. Muh. Ghalib, SH, MH lama tidak kedengaran. Saat ini dirinya dipercaya sebagai Dubes Luar Biasa dan Berkuasa Penuh di India.

Ia menceritakan juga bahwa asal mulanya proses terpilihnya sebagai Jaksa Agung di era Pre-siden BJ. Habibie. Ia menceritakan, sebenarnya pencalonannya menjadi Jaksa Agung diajukan pada saat penyusunan kabinet terakhir Presiden Soeharto, menjelang lengsernya beliau. Namun Pak Harto memilih orang dalam, yakni Soedjono, SH.

“Setelah pak Harto lengser dan digantikan oleh Presiden BJ. Habibie. Maka terpilihlah saya menjadi Jaksa Agung. Sesegera mungkin saya melakukan pemberantasan KKN di seluruh Indonesia. Prestasi yang paling menonjol pada saat saya menjadi Jaksa Agung, yakni berhasil mendatangkan dan memeriksa mantan Presiden Soeharto di Kejaksaan Agung dan di Kejati DKI Jakarta,” kisah pria yang juga Caleg DPR RI Dapil Sulsel II dari PPP.

Jenderal ini menjelaskan bahwa hal tersebut sebagai tuntutan Reformasi pada saat itu, sebagai wujud terciptanya Supremasi hukum. Sesudah itu tidak ada lagi Jaksa Agung yang berhasil memanggil mantan Presiden Soeharto untuk diperiksa, sampai beliau sakit dan meninggal dunia.

Saat ditanya, apa sebenarnya cerita dibalik kontroversi pemberhentian Bapak sebagai Jaksa Agung pada  saat itu? Ia menggambarkan, “Keinginan saya  untuk memberantas KKN saat itu sangat terganggu karena adanya tuduhan dari saudara Teten Masduki dari ICW, yang menuduh saya menerima suap dari beberapa pengusaha yang menyumbang melalui reke-ning PGSI. Setelah di periksa oleh Puspom TNI dan Menko Wasbang/PAN, ternyata terbukti tidak ada satu sen pun dana PGSI yang dipakai untuk kepentingan pribadi saya sebagai Ketua Umum PGSI.”

Dirinnya mengingat masa itu bahwa usaha saudara Teten Masduki untuk mempengaruhi publik melalui berbagai cara berhasil, sehingga ia nantinya terpaksa minta nonaktif sementara dari jabatan Jaksa Agung, untuk menyelesaikan fitnah dari saudara Teten Masduki.

Trial by public yang dilancarkan oleh Teten Masduki sebenarnya tidak lepas dari usaha mereka menggagalkan pemberantasan korupsi yang sangat bagus pada masa pemerintahan Presiden BJ. Habibie. Hal tersebut dilakukan untuk menggagalkan BJ. Habibie terpilih menjadi Presiden pada waktu itu. Itulah fitnah yang saya hadapi, yang saya anggap lebih kejam dari pembunuhan.”

Setelah ia di-non-aktifkan sebagai Jaksa Agung, Jenderal Andi M Ghalib pensiun dari ABRI dan jabatan sebagai Jaksa Agung RI. Setelah itu, ia pensiun dari ABRI, dan membuka kantor Advokat. Dan disela-sela kegia-tan tersebut, ia mendapat tawaran dari beberapa partai politik untuk melanjutkan pengabdian.

“Saya memilih masuk partai Islam PPP, karena ingin memperjuangkan hak-hak umat Islam yang terabaikan. (Tujuan saya menjadi caleg PPP) sebagai bentuk pengabdian saya yang tiada akhir untuk mengembalikan kejayaan Islam melalui partai Islam satu-satunya, yaitu PPP,” terangnya pada www.mabesnews.com.

Ia mengatakan, pemilu 2004 mengantarkan Andi M Ghalib menjadi salah satu anggota DPR RI dari Dapil I Sulsel, selanjutnya bertugas di Komisi I DPR RI dan menjadi Wakil Ketua Badan Kerjasama Antar Parleman (BKSAP) DPR RI.

“Berdasarkan latar belakang diplomat yang saya miliki pada tahun 1977 sampai 1981, Presiden SBY menawarkan jabatan baru menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk Republik India. Saya menerimanya meskipun masa jabatannya di DPR RI masih tersisa 2 tahun. Setelah lulus mengikuti Fit and Propertest, akhirnya saya ditempatkan di Republik India sejak 17 Mei 2008 sampai sekarang, sebagai Duta Besar RI Luar Biasa dan berkuasa penuh untuk India.”

Saat ditanya soal hokum karena ia sebagai orang yang memiliki background di bidang hukum, bagaimana Bapak menanggapi penegakan supremasi hukum saat ini? ia menguraikan bahwa persoalan pegak supremasi hukum di bangsa ini sangat tergantung pada man behind the law (kesungguhan penegak hukum) untuk melaksanakan hukum yang berlaku bagi siapapun tanpa pandang bulu. Apabila itu dilaksanakan maka semua orang akan taat hukum.

Bawa 35 Pengusaha India ke Indonesia

Bersama Rekan Kerja dari berbagai Negara Dunia. Sudah TERUJI
Kemampuan Andi Ghalib lobi dan diplomasi sosial politik tak hanya sampai disitu, saat menjadi Duta Besar untuk India. Andi Ghalib membawa 35 pengusaha India ke tanah air. Itu sebagai bukti bahwa ia sangat mencintai kemajuan dan berkembangsa Indonesia dari berbagai sektor, baik hukum, kemanan dan peluang usaha di tanah air.

Dengan datangnya pengusaha itu, maka peluang bisnis di Indonesia kini kembali diramaikan. Sebanyak 35 delegasi bisnis dari India menghadiri pertemuan dengan Kementerian Perdagangan untuk kerjasama.

"Pemerintah Indonesia senantiasa membuka peluang bisnis dan investasi di Indonesia bagi para pelaku bisnis India," ungkap Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami saat menerima kunjungan para delegasi bisnis India di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa, (8/5/12) seperti dikutip detik.com.

Misi dagang yang dipimpin oleh Duta Besar Indonesia untuk India, Andi M. Ghalib ini meliputi beberapa sektor bisnis penting di Indonesia seperti pertambangan, industri film, pertambangan, infrastruktur, energi listrik, perangkat lunak, telekomunikasi, dan furnitur.

Lebih lanjut Gusmadi menuturkan Indonesia dan India memiliki latar belakang dan dasar yang kuat dalam meningkatkan kerjasama bilateral di antara kedua negara. Seperti diketahui keduanya merupakan perintis dalam bangkitnya Asia-Afrika pada tahun 1955.

"Saat ini Indonesia dan India sebagai emerging market memiliki peranan penting dalam perekonomian dunia. Keduanya juga berpengaruh dalam forum internasional seperti G-20," tutur Ketua BPP KKMB (Kerukunan Keluarga Masyarakat Bone) Pusat ini .

Perusahaan India yang berpartisipasi dalam misi dagang kali ini antara lain Srei Infrastructure Finance Ltd., Mokul Group of Companies, SATFA Logistic, Monnet Ispat & Energy Limited, Saru Diamonds Pvt Ltd., Rohit Ferro, Emmsons International Ltd., Shri Lal Mahal Group Company, Renuka Ventures International, KJK Group, Asuka Mining & Export, Seaindia Freight System, Rajasree Motors, APTECH Worldwide, Ascenders Technologies, Kross Infotel, Ishan Internasional, Ajinomoto, Sunloc Foods, Advt Films Company dan Nadiadwala Grandson.

Sementara itu, terdapat 26 perusahaan Indonesia yang juga hadir dalam acara pertemuan kontak dagang dengan delegasi bisnis India, beberapa diantaranya PT Bonecom Servistama Compindo, Niramas Utama, Prima Persada Nusantara, Indo Jati Furniture, Kobe Alina Food, PT Sinar Sosro, PT Sinar Mas, PT Astra Agro Lestari, PT Jayakarta Nusatama, PT Eastern Union, PT Bima Saka Furniture, dan PT ISM.

Andi M Ghalib juga memiliki sebuah yayasan yang terletak di daerah Bogor, yaitu Yayasan Ibnu Hadjar. Yayasan tersebut bergerak di bidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan yang menaungi Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Dharma Andigha, SMP, SMA, SMK Taruna Andigha yang konon nama Yayasan Ibnu Hadjar diambil dari nama almarhum ayahnya H Andi Ibnu Hadjar.

Riwayat kerja
    Asisten ATHAN RI di Republik Singapura
    Aspri Jenderal TNI L.B.Moerdani
    Wakil Gubernur Sulsel
    Pejabat Walikota Makassar
    Pejabat Bupati Jeneponto
    Oditur Jenderal ABRI
    Kepala Badan Binkum ABRI
    Jaksa Agung RI
    Anggota DPRRI periode tahun 2004 - 2009
    Duta Besar LBBP RI untuk India

Dari berbagai Sumber (HMS)
Share this article :

Posting Komentar